Kamis, 14 Juli 2011

Gairah Batik Kayu Bantul




Gudek, Keraton, dan Jalan Malioboro terlanjur identik dengan Yogyakarta. Selain itu daerah ini juga kaya akan kerajinan tangan sebagai cendera mata menarik buat para turis. Di Daerah Istimewa ini tersebar berbagai sentra kerajinan tangan yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya sentra kerajinan batik kayu khas Bantul.


Daerah Bantul merupakan daerah terparah ketika gempa bumi mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Namun musibah tersebut tidak lantas menghancurkan semangat bekerja dan berkreasi warganya. Buktinya sentra kerajianan di Mesa Krebet, Bantul, Yogjakarta ini tetap bergairah.

Data yang ada menyebutkan bahwa di Desa Krebet terdapat kurang lebih 30 sanggar kerajinan. Berawal dari kerajinan topeng kayu, wayang serta mebel yang lama-kelamaan meningkat menjadi batik kayu. Kerajinan ini mulai berkembang tahun 1988 dan saat ini telah menyerap sekitar 400 tenaga kerja, bahkan dari 205 KK, hampir semua warga dusun Krebet menggantungkan hidupnya dari kerajinan.

Salah satu sanggar yang telah lama berdiri adalah Sanggar Peni. Kemiskidi, pemilik sanggar ini, merupakan Ketua Paguyuban Perajin Batik Kayu Krebet. Jadi tidak salah kalau kita mencari tahu bagaimana proses pembuatan kerajinan kayu batik di tempat ini. Tempat ini berada sekitu 20 km dari Kota Yogyakarta atau sekitar 1 jam perjalanan dengan mobil.

Ada yang menarik ketika Travel Club (TC) tiba di Sanggar Peni. Pandangan langsung tertuju kepada topeng berukuran raksasa yang tergeletak di pinggir jalan. Topeng Panji Batik kayu ini memiliki ukuran tinggi/panjang 4,25 m, lebar 3,5 m, dan tebal 1 m. Topeng tersebut dipampang pada acara Bantul Ekspo 2007 di Pasar Seni Gabusan Jl. Paranitis Km 9,5 yang dibuka pada tanggal 1 Agustus lalu.

TC berkesempatan melihat proses pembuatan kerajian kayu batik secara langsung. untuk pembuatan kerajinan ini jenis kayu yang sering dipakai adalah kayu sengon. pule, dan mahoni. Namun tidak tertutup kemungkinan kayu jenis lain tergantung permintaan pasar. Ada beberapa tahap untuk membuat kayu batik ini. Tiap tahapnya dikerjakan oleh orang yang ahli dibidangnya.

Untuk membuat kerajinan kayu batik ini, pekerja menyiapkan batang kayu sebagai bahan bakunya. Kayu sengon banyak digunakan sebagai bahan baku karena karakter dari kayunya yang ringan dan empuk sehingga mudah dibentuk. Lalu kayu yang masih berbentuk gelondongan ini dipotong sesuai ukuran model yang akan dibuat. Pada tahap awal ini atau tahap pemotongan dan pembentukan, pekerja menyediakan berbagai model dan ukuran sebagai patokan dalam membentuk.

Ukuran kayu gelondongan dan model berpengaruh pada jumlah yang dihasilkan. Untuk kayu dengan panjang 2 meter bisa menghasilkan 2 sampai 20 buah, tergantung model dan ukurannya. Setelah memotong dan membelah menjadi beberapa bagian dilanjutkan dengan membuat hingga membentuk model yang dimaksud.

Setelah tahap ini selesai, dilanjutkan dengan tahap penghalusan. Pada tahap ini bentuk yang sudah ada dihaluskan dengan amplas. Tahap berikutnya disebut tahap revisi atau perbaikan. Disini, hasil kerajinan yang telah melalui tahap penghalusan akan disortir dan diperbaiki lagi.

Biasanya pengerjaannya meliputi penambalan (dempul) bagian-bagian yang berlubang dan menyortir untuk bisa ketahap selanjutnya yaitu pembetukan dan pewarnaan. Pada tahapan ini masih dibagi lagi dalam beberapa proses, seperti membuat motif dasar, pewarnaan dan membuat motif akhir. Pekerja pada tahap ini tergolong banyak, semuanya remaja putri.

Pada dasarnya prosesnya hampir sama dengan membuat batik pada kain. Bahkan penggunaan canting dan malam (lilin madu) masih tetap dipertahankan, tapi yang membedakan hanya medianya saja. Yang pasti, membatik pada kayu setelah pencelupan (direbus) warna, lalu dipertegas lagi motifnya, setelah itu melalui tahap pelapisan atau pernis, agar terlihat mengkilap dan halus. Maka kerajinan batik kayu siap dipasarkan.

Sumber: Majalah Travel Club

Tidak ada komentar:

Posting Komentar